Suatu
ketika persedian makan mereka habis, sehingga mereka berencana untuk mencari
bahan makanan di sekitar muara. Sesampai di muara mereka mengambil pucuk nipa
dan buahnya, ada yang dimakan saat itu ada pula yang dibawa pulang.
Kecantikan
dari sang istri, Tewer membuat sang suami Seperpit tergoda dengan kemolekannya.
Sehingga Seperpit mengajak Tewer untuk berhubungan badan ditempat yang sudah
dipersiapkan oleh Seperpit. Ajakan itupun direspon oleh Tewer dan mereka
akhirnya berhubungan badan.
Setelah
melakukan hubungan badan tanpa disadari tertinggalah sebuah sel hasil hubungan
badan yang menyerupai seperti sebuah buah. Mereka berdua bergegas kembali ke
kampong karena hari mulai senja.
Disaat
yang sama seekor burung kasuari yang bernama Piaut sedang mencari makan
disekitar tempat dimana Seperpit dan Tewer berhubungan. Piaut merasa penasaran
dengan buah yang tergeletak di pelepah nipa, ia pun tanpa pikir panjang
langsung melahapnya,
Hari
berganti bulan, keadaan perut Piaut terasa aneh, seperti ada sesuatu yang
bergerak didalam perutnya yang lama kelamaan menjadi besar. Pada akhirnya Piaut
melahirkan seorang anak laki-laki yang ganteng dan gagah perkasa. Ia menamakan
anak itu, Wasar Biwirpit yang artinya seorang pria yang dibesarkan didalam
hutan.
Piaut
merawat anak itu dengan penuh kasih sayang, hingga Wasar tumbuh menjadi pria
dewasa yang ganteng dan gagah perkasa. Suatu hari Wasar bertanya mengenai
ayahnya, karena dari waktu ia kecil tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari
ayahnya.
Medengar
pertanyaan Wasar yang selalu menanyakan ayahnya, membuat Piaut mengalihkan
pembicaraan dan menyampaikan bahwa Wasar tidak boleh membunuh binatang –
binatang seperti Babi, Biyawak, kuskus, tikus dan ular. Karena mereka semua merupakan
saudara mu, pesan Pisaut kepada Wasar. Akan tetapi pertanyaan mengenai ayahnya
tidak pernah selesai, disaat-saat tertentu Wasar selalu menanyakannya.
Hal
ini membuat Piaut merasa bahwa percuma saja dia menyembunyikan hal ini.
Akhirnya ia menceritakan peritiwa yang terjadi beberapa puluh tahun lalu
mengenai kedua pasangan suami istri yang berhubungan dan meninggalkan hasil
hubungan mereka di pelapah nipa. Mendengar kisah itu, Wasar meminta kepada
Piaut untuk bisa mengantarnya menemui kedua pasangan suami istri itu.
Piaut
menyetujui keingianan anak kesayangannya dan mengajaknya pergi ketempat tinggal
suami istri yang berada di aliran kali Seper. Sesampai di kediaman Seperpit dan
Tewer mereka berdua merasa kaget. Karena ada seorang anak manusia bersama
seekor kasuari yang menemui mereka. Seperpit bertanya kepada Wasar dan Piaut
tentang maksud kedatangan mereka berdua ke rumahnya.
Piaut
pun menceritakan kisah yang terjadi dimasa lampau tentang peristiwa hubungan
badan antara Seperpit dan Tewer. Mendengar cerita dari Piaut, Seperpit dan
Tewer merasa gembira karena selama ini mereka menambahkan seorang anak dan
sekarang mereka bisa mendapatkannya.
Karena
kebaikan dari Piaut membuat Seperpit merasa berhutang budi karena telah
melahirkan dan menjaga anak mereka. Akhirnya Piaut dijadikan istri kedua dan
mereka semua hidup bahagia.
Jangan
lupa….!!! ikuti terus blog ini yang akan menampilkan hal-hal menarik mengenai
suku Asmat.