KASUARI YANG MELAHIRKAN ANAK MANUSIA

 


Seper adalah salah satu kali yang bermuara di sungai sirets, kali Seper yang menjadi tempat masuk menuju kampong Beriten. Disitu dahulu hidup sepasang suami istri yang bernama Seperpit dan Tewer. Mereka berdua hidup sendiri karena belum dikarunia seorang anak.

Suatu ketika persedian makan mereka habis, sehingga mereka berencana untuk mencari bahan makanan di sekitar muara. Sesampai di muara mereka mengambil pucuk nipa dan buahnya, ada yang dimakan saat itu ada pula yang dibawa pulang.

Kecantikan dari sang istri, Tewer membuat sang suami Seperpit tergoda dengan kemolekannya. Sehingga Seperpit mengajak Tewer untuk berhubungan badan ditempat yang sudah dipersiapkan oleh Seperpit. Ajakan itupun direspon oleh Tewer dan mereka akhirnya berhubungan badan.

Setelah melakukan hubungan badan tanpa disadari tertinggalah sebuah sel hasil hubungan badan yang menyerupai seperti sebuah buah. Mereka berdua bergegas kembali ke kampong karena hari mulai senja.

Disaat yang sama seekor burung kasuari yang bernama Piaut sedang mencari makan disekitar tempat dimana Seperpit dan Tewer berhubungan. Piaut merasa penasaran dengan buah yang tergeletak di pelepah nipa, ia pun tanpa pikir panjang langsung melahapnya,

Hari berganti bulan, keadaan perut Piaut terasa aneh, seperti ada sesuatu yang bergerak didalam perutnya yang lama kelamaan menjadi besar. Pada akhirnya Piaut melahirkan seorang anak laki-laki yang ganteng dan gagah perkasa. Ia menamakan anak itu, Wasar Biwirpit yang artinya seorang pria yang dibesarkan didalam hutan.

Piaut merawat anak itu dengan penuh kasih sayang, hingga Wasar tumbuh menjadi pria dewasa yang ganteng dan gagah perkasa. Suatu hari Wasar bertanya mengenai ayahnya, karena dari waktu ia kecil tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ayahnya.

Medengar pertanyaan Wasar yang selalu menanyakan ayahnya, membuat Piaut mengalihkan pembicaraan dan menyampaikan bahwa Wasar tidak boleh membunuh binatang – binatang seperti Babi, Biyawak, kuskus, tikus dan ular. Karena mereka semua merupakan saudara mu, pesan Pisaut kepada Wasar. Akan tetapi pertanyaan mengenai ayahnya tidak pernah selesai, disaat-saat tertentu Wasar selalu menanyakannya.

Hal ini membuat Piaut merasa bahwa percuma saja dia menyembunyikan hal ini. Akhirnya ia menceritakan peritiwa yang terjadi beberapa puluh tahun lalu mengenai kedua pasangan suami istri yang berhubungan dan meninggalkan hasil hubungan mereka di pelapah nipa. Mendengar kisah itu, Wasar meminta kepada Piaut untuk bisa mengantarnya menemui kedua pasangan suami istri itu.

Piaut menyetujui keingianan anak kesayangannya dan mengajaknya pergi ketempat tinggal suami istri yang berada di aliran kali Seper. Sesampai di kediaman Seperpit dan Tewer mereka berdua merasa kaget. Karena ada seorang anak manusia bersama seekor kasuari yang menemui mereka. Seperpit bertanya kepada Wasar dan Piaut tentang maksud kedatangan mereka berdua ke rumahnya.

Piaut pun menceritakan kisah yang terjadi dimasa lampau tentang peristiwa hubungan badan antara Seperpit dan Tewer. Mendengar cerita dari Piaut, Seperpit dan Tewer merasa gembira karena selama ini mereka menambahkan seorang anak dan sekarang mereka bisa mendapatkannya.

Karena kebaikan dari Piaut membuat Seperpit merasa berhutang budi karena telah melahirkan dan menjaga anak mereka. Akhirnya Piaut dijadikan istri kedua dan mereka semua hidup bahagia.

Jangan lupa….!!! ikuti terus blog ini yang akan menampilkan hal-hal menarik mengenai suku Asmat.  

etnografi

Post a Comment

Previous Post Next Post