Pentingnya Perempuan bagi Suku Asmat

 

Foto by dion

Menurut legenda didalam suku Asmat sebelum terjadi kehidupan di dunia. Bumi yang dipercayai sebagai ibu atau perempuan, yang melahirkan segala macam tumbuh-tumbuhan dan hewan serta segala isinya. Suku Asmat percaya bahwa bumi yang merupakan symbol ibu atau perempuan melahirkan dua anak, yang diyakini Ucukamoraot yang berwujut pohon beringin dan Paskamoraot yang berwujut kayu besi. Setelah kejadian itu, semuanya mulai terisi dengan berbagai macam tumbuhan dan hewan-hewan.

Proses kejadian bumi sebagai ibu yang memberikan kehidupan, membuat suku Asmat menganggap perempuan sebagai Ceser atau Teser yang artinya sakral. Dikesempatan yang lain juga perempuan dianggap sebagai eram, yaitu magic berhaluan putih yang mendatangkan kesuburan dan kekuatan. Maka sampai sekarang perempuan selalu menjadi Bu Ambop, bagi kehidupan laki-laki dan anak-anak. Sehingga bagi seorang laki-laki Asmat selalu akan menjunjung kaum perempuan pada posisi yang sangat penting.

Disamping itu juga, perempuan suku Asmat juga memiliki sifat yang selalu menjaga dan melindungi laki-laki dan anak-anaknya yang dalam bahasa Asmat dikatakan Cem man juri. Dari ungkapan Cem man juri ini membuat kaum perempuan selalu menjadi tameng maupun perisai disaat kaum lelaki menghadapi musu dan tantangan.

Ada juga, sebutan lain untuk perempuan suku Asmat yaitu Kokopus. Yang memiliki keterikatan dengan kisah anjing sebagai binatang yang membawa api bagi manusia. Dari kisah ini mau menjelaskan bahwa perempuan memiliki kekuatan penting dalam memberikan kehangatan, perhatian, dan kehidupan bagi keluarganya.

Symbol lain juga yang biasa disematkan kepada kaum perempuan suku Asmat yaitu Kuskus. Kuskus merupakan binatang yang disakralkan sebab melambangkan kehadiran roh nenek moyang. Anggapan itu, tergambar oleh seni ukiran yang selalu dibuat oleh seorang Wow Pits yang berupa ekor kuskus atau dalam bahasa asmat dikatakan Fach ep Wow.  Karena perempuan merupakan suatu symbol dari kuskus yaitu Cesar atau ceser.

Kisah perempuan dalam suku Asmat tidak sampai disitu saja, ada juga symbol lain yaitu beyor atau ir. Dimana Beyor merupakan symbol burung nuri sedangkan ir merupakan symbol burung kakatua putih, kedua symbol ini dapat dilihat pada penggunaannya sebagai hiasan kepala pada saat pesta adat berlangsung. Disamping itu juga, ada ungkapan lain bagi perempuan suku Asmat yang biasa dilukiskan sebagai taar, bunga yang berwarna merah yang selalu memberikan warna lain jika kita menjelajah sungai-sungai di Asmat. Bunga ini selalu menghiasi pinggiran aliran sungai dengan keindahan warnanya. Maka itu, perempuan suku Asmat, tidak hanya cantik parasnya tetapi juga memiliki kecantikan hati yang bisanya diceritakan sebagai Teweraut atau Toaraut dalam setiap kisah cerita rakyat suku Asmat.

Demikian cerita mengenai perempuan suku Asmat. Jangan lupa ikuti terus blog ini yang akan menampilkan cerita-cerita rakyat suku Asmat.

Dormom…o,,,

Penulis

Red-KAF

etnografi

1 Comments

Previous Post Next Post